Minggu, 22 Desember 2013

SEJARAH KELURAHAN TEMPUREJO KOTA KEDIRI




Sesuai dengan apa yang dituturkan oleh para sesepuh desa, Kelurahan Tempurejo terdiri dari dua desa yaitu : Desa Kresek dan Kwangkalan. Adapun sejarah dari kedua desa tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Sejarah Desa Kresek
Alkisah pada zaman dahulu tersebutlah dua orang kakak beradik yang bernama Nayagati dan Nayakerta serta Ki Tepu dan Nyi Tepu. Mereka melarikan diri dari situasi peperangan yang menjenuhkan dan tidak berkesudahan. Kemudian mereka membuka lahan pertanian dan hidup sebagai petani biasa. Daerah yang mereka tinggali selanjutnya disebut Desa Babatan dan Gedangan. Disebut Desa Gedangan karena banyak vegetasi pohon pisang (letak di belakang makam sekarang). Di tempat inilah mereka melanjutkan hidup hingga turun temurun. Sampai pada suatu ketika tersiar kabar bahwa Belanda akan membuka akses jalan yang kemudian dikenal sebagai jalan Waringin hingga sekarang. Maka ini menjadikan penduduk berbondong-bondong pindah lokasi tempat tinggal menuju sisi utara mendekati jalan Waringin. Di daerah mereka acapkali terdengar suara “kemresek” yang merupakan bahasa Jawa. Kemresek jika diartikan dalam bahasa Indonesia berati suara gaduh karena gesekan benda bisa ranting atau dedaunan. Suara “kemresek” tersebut ditengarai akibat seringnya  macan atau harimau liar yang lewat, maka di kemudian hari daerah demografi baru tersebut dikenal dengan nama Desa Kresek.
b.      Sejarah Desa Kwangkalan
Awal mula dinamakan Desa Kwangkalan karena di daerah ini banyak tumbuh vegetasi pohon Kwangkal (latin : Albizia procera) merupakan anggota suku Fabaceae. Penduduk lokal sepakat menamai daerah tempat tinggal mereka dengan sebutan Desa Kwangkalan.
Asal Muasal Nama Tempurejo
Dari kisah penuturan para sesepuh desa maka didapati dua versi sejarah yang melatarbelakangi asal muasal nama Tempurejo, yaitu :
a.       Tempurejo berasal dari kata dalam bahasa Jawa “Tempuk” yang berarti bertemu atau bersatu dan “Rejo” berarti ramai. Dapat didefinisikan adanya pertemuan dan penyatuan dua desa menjadi satu dengan tujuan lebih ramai. Prosesi penyatuan tersebut diawali dari pertemuan tokoh dari kedua desa : Kresek dan Kwangkalan. Pertemuan tersebut berlokasi di suatu tempat (sekarang dikenal sebagai terminal angkutan kota) dengan hasil kesepakatan menyatukan dua desa tersebut menjadi satu desa bernama Desa Tempurejo.
b.      Versi berikutnya Tempurejo berasal dari kata “Tempur” yang berarti bertempur atau berperang dan “Rejo” berarti ramai. Bermula pada saat jaman penjajahan Belanda daerah ini sering dilewati patroli Belanda, karena memiliki akses jalur jalan utama. Sehingga banyak pejuang yang menggunakan tempat ini untuk melancarakan serangan ke pihak Belanda. Bahkan pernah daerah ini dibumuhanguskan oleh Belanda. Sehingga peristiwa-peristiwa heroik inilah yang kemudian melatarbelakangi penamaan “Tempurejo” untuk daerah tersebut.
(Sumber dari tokoh-tokoh masyarakat setempat. Redaksi mohon maaf jika ada kekurangsesuaian diksi dan narasi dengan sejarawan dan budayawan setempat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

WELCOME to MY SITE!!Thanks for join with me!